Energi Listrik
Pada Kentang
Energi listrik merupakan salah satu dari sekian banyak
energi yang memegang peranan penting dalam kehidupan. Bahkan manusia menjadikan
energi listrik sebagai kebutuhan pokok setelah pangan, sandang dan papan. Hal
itu dikarenakan peranan listrik sangat penting dalam menompang segala sendi
kehidupan. .
Penggunaan energi listrik di dunia dari tahun ke tahun
semakin meningkat. Sementara itu, suplay energi listrik yang bersumber dari
minyak bumi, gas bumi, dan batu bara memiliki keterbatasan. Hal ini dikarenakan
bahan-bahan tersebut bersifat tidak dapat diperbaharui. Walaupun di sisi
lainnya banyak sumber-sumber energi listrik seperti tenaga surya, angin, aliran
air dan lain-lain. Namun semua itu belum dapat dimanfaatkan secara optimal.
Krisis listrik di
Indonesia sudah mulai kita rasakan, hal ini disebabkan oleh ketidaksesuaian
antara produksi listrik dengan penggunaan listrik. Sampai saat ini, sumber
energi pembangkit listrik di Indonesia sebagian besar bergantung pada minyak
bumi, gas bumi, dan batu bara yang mana ketiga bahan tersebut tidak dapat
diperbaharui sebab proses pembentukannya membutuhkan waktu berjuta-juta tahun
lamanya. Krisis energi listrik ini harus segera ditangani salah satunya
menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui.
Banyak sumber-sumber listrik yang dapat diperbaharui dan
ramah linkungan salah satunya adalah kentang. Kentang (Solanum tuberosum)
adalah tanaman darat yang mengandung banyak Karbohidrat. Kentang banyak
ditemukan di semua negara bahkan orang Eropa memanfaatkan kentang sebagai bahan
makanan pokok. Namun, masyarakat hanya mengetahui manfaat kentang sebagai bahan
pangan tanpa mereka teliti lebih dalam lagi, padahal jika diteliti lebih dalam
lagi banyak sekali manfaat dari kentang salah satunya adalah dapat menghasilkan
listrik.
Menurut hasil
penelitian, kentang. Selain mengandung kalium,kadar air cukup tinggi, vitamin
C,Kentang juga mengandung zat pati, garam dapur (NaCl) dan air (H2O). Yang
dimana sebuah larutan elektrolit itu mempunyai tiga komponen yaitu asam, basa,
dan garam.
*Larutan elektrolit
adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan nonelektrolit
ialah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Sumber :
Buah apel dapat
menghantarkan energi listrik
Kita tancapkan plat
tembaga dan di hubungkan dengan penghantar dengan kabel setiap apel diberi 2
plat yang di tancapkan di apel namun tidak berhubungan maka akan terjadi aliran
arus listrik .berarti apel pun bisa menghasilkan energi listrik.
Di
dalam buah apel terdapat cairan asam yang dapat berfungsi sebagai
elektrolit.pada saat plat logam itu di tancapkan di dalam buah apael maka akan
terjadi reaksi kimia yang menghasilkan listrik.namun energi listrik yang di
hasilkan sangat lemah kalo ingin menghasilkan aliran arus listrik gunakan apel
sebanyak mungkin.dengan cara menyusun apel yang di beri plat dan dihubungkan
dengan seri .
Sumber :
Kulit Pisang Sumber
Energi Alternatif
Energi alternatif merupakan sumber energi yang
dihasilkan dari bahan-bahan yang belum pernah dimanfaatkan secara luas. Saat
ini, penelitian mengenai energi alternatif lebih dititik beratkan kepada energi
alternatif yang menggunakan bahan-bahan alami dan bersumber dari alam. Menurut
Sutikno (2008) elektrolit dalam batu baterai bersifat asam, sehingga buah yang
bersifat asam dapat menjadi elektrolit. Innocencio Kresna Pratama (2007)
menambahkan, bahwa selain jeruk dan apel, buah lain dapat juga menghasilkan listrik.
Percobaan Wasis Sucipto, S.Pd (2007) membuktikan bahwa kulit pisang dan jeruk
dapat digunakan sebagai sumber arus listrik searah. Hal tersebut menimbulkan
permasalahan, antara lain : Bagaimanakah performa (voltase dan ketahanan)
baterai kering yang menggunakan bahan baku dari kulit pisang? dan Bagaimanakah
pengaruh jenis kulit pisang terhadap performa baterai ?. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata tegangan yang dihasilkan oleh baterai kering dengan
elektrolit kulit pisang adalah 1,24 volt. Dan ketahanan dalam jam dinding
rata-rata selama 5 hari 6 jam (135 jam). Kontruksi baterai kering kulit pisang
sama dengan baterai biasa. Perbedaannya adalah pada elektrolitnya. Kulit pisang
mengandung beberapa mineral yang dapat berfungsi sebagai elektrolit. Mineral
dalam jumlah terbanyak adalah potassium atau kalium (K+). Kulit pisang juga
mengandung garam sodium yang mengandung klorida (Cl-) dalam jumlah sedikit.
Reaksi antara potassium atau kalium dan garam sodium dapat membentuk kalium
klorida atau KCl. Menurut Drs. Asep Jamal (2008) KCl merupakan elektrolit kuat
yang mampu terionisasi dan menghantarkan arus listrik. Pisang juga mengandung
Magnesium dan Seng. Magnesium (Mg) dapat bereaks dengan diklorida dan menjadi
elektrolit kuat. Jumlah Magnesium hanyalah 15 % dari jumlah pisang keseluruhan.
Pisang juga mengandung Seng (Zn) yang merupakan elektroda positif. jumlah
kandungan Seng dalam pisang hanya mencapai 2 %. Sehingga mineral yang paling
berperan dalam menghantarkan listrik adalah potassium atau kalium, yang
bereaksi dengan garam sodium. Dimungkinkan garam magnesium dan seng juga turut
berperan dalam menghantarkan dan menyimpan arus listrik searah. Hasil
penelitian juga menunjukkan, baterai kontrol mampu bertahan lebih dari 7 hari
sedangkan baterai kulit pisang hanya kurang dari 6 hari. Hal ini disebabkan
baterai kontrol memiliki senyawa yang berfungsi sebagai depolarisasi. Senyawa
yang digunakan adalah mangandioksida. Walaupun pisang juga mengandung mangan,
namun jumlahnya hanya 0,6 mg per 100 g. Disamping itu setiap reaksi dalam
baterai mengalami suatu proses polarisasi akibat adanya gas hidrogen yang
terlepas. Pisang dan terutama kulit pisang mengandung lebih dari 60 % kadar air
(H20), yang dapat terlepas apabila terjadi suatu reaksi kimia. Sehingga
kemungkinan terjadinya polarisasi sangat besar. Hal tersebut yang mengakibatkan
perbedaan ketahanan antar baterai kulit pisang dan baterai kontrol cukup besar.
Sedangkan diantara ketiga jenis pisang, maka pisang susu yang memiliki
ketahanan tertinggi. Namun karena selisih ketahanan diantara pisang susu dan
jenis pisang lain kurang dari 24 jam, maka bisa dikatakan bahwa ketahanan di
antara ketiga jenis pisang tidak memberikan perbedaan yang signifikan. Data
pelengkap lain, berupa data berat bersih baterai menunjukkan bahwa rata-rata
kulit pisang yang digunakan sebesar 3,3 gram per baterai. Sementara kulit
pisang utuh rata-rata 27 gram per satu buah. Sehingga satu buah kulit pisang
mampu dijadikan kurang lebih 8 baterai. Hal ini merupakan keunggulan lain dari
baterai kering dari kulit pisang. Kesimpulan dari penelitian diatas adalah
Baterai kering yang menggunakan bahan baku kulit pisang memiliki rata-rata
voltase 1,2 V dan ketahanan rata-rata 5 hari 7 jam dan diantara ketiga jenis
pisang tidak memberikan perbedaan performa (voltase dan ketahanan) yang
signifikan.
Sumber :
Belut Listrik menghasilkan Arus Listrik
Bentuk
tubuh belut listrik unik. Hampir 7/8 bagian tubuhnya berupa ekor. Di bagian
ekor inilah terdapat baterai-baterai kecil berupa lempengan-lempengan kecil
yang horizontal dan vertikal. Jumlahnya sangat banyak, lebih dari 5.000 buah.
Tegangan
listrik tiap baterai kecil ini tidak besar, tetapi kalau
semua baterai dihubungkan secara berderet (seri),
akan diperoleh tegangan listrik sekitar 600 volt (bandingkan dengan batubaterai yang hanya 1,5 volt). Ujung ekor
bertindak sebagai kutub positif baterai dan ujung kepala bertindak sebagai
kutub negatif.
biomimetik
sistem untuk menghasilkan listrik akan dimodelkan setelah sel-sel khusus dalam
organ listrik Electrophorus electricus, yang ditunjukkan di atas. Hewan-hewan
ini memiliki tumpukan electrocytes khusus (electroplax) masing-masing sangat
sarat dengan pengangkutan ion mampu memberikan ~ 150mV dan pA 1 ~, sehingga
total kekuatan organ ~ 600W (~ ~ 600V dan 1A). Membran electrocyte berisi (minimal)
Na / K pompa, saluran Na, K saluran, saluran Cl, dan saluran Ca. Belut listrik
pembedahan dipimpin Alessandro Voltauntuk
eksperimen dengan sel galvanik terisolasi dari tembaga dan seng untuk membentuk
tumpukan volta (Volta 1800) - ia hubungkan dengan inventing baterai DC
berdasarkan pekerjaan ini. pemahaman kini electrocyte telah menunjukkan mereka
adalah sel yang khusus berasal dari sel-sel otot dan terdiri dari membran
dikemas dengan saluran ion dan pompa ion - mereka memiliki sedikit fungsi lain
selain untuk menghasilkan biaya.
Belut
listrik dapat mengatur hubungan antara baterai kecil dalam tubuhnya itu untuk
mendapat tegangan listrik kecil dan tegangan listrik besar. Untuk navigasi,
belut listrik hanya membutuhkan tegangan listrik yang kecil. Tetapi ketika ketemu musuh atau
mangsanya, belut listrik akan memberikan tegangan semaksimal mungkin melalui kepala
dan ekornya yang ditempelkan pada tubuh musuh atau mangsanya itu. Arus listrik
sekitar 1 ampere yang ditimbulkan oleh tegangan listrik yang tinggi ini akan
mengalir dan membunuh mereka. Hewan lain tidak terganggu karena mereka tidak
bersentuhan langsung dengan ekor dan kepala belut.
Sumber
:
wahhh ide aq mw ciptain bio elektrolit trnyta telat hehehe thx infona jd dpet bhan dch wat praktek :)
ReplyDeleteok :),
ReplyDeletebermanfaaat.. mksih:)
ReplyDeleteAlhamdulillah, skedar info aj. Saya prnh melakukan percobaan mutasi tumbuhan. Saya kaget, ktika benih mulai tumbuh daun ... daunnya mengandung strom listrik yang cukup kuat. Percobaan itu ha brani saya lanjutkan. Tanaman itu lalu saya matikan.
ReplyDeleteCaranya gimana,minta penjelasan infonya....makasih
DeleteMemanng gimana caranya gan (si awam)
ReplyDeleteMaksi infonya
ReplyDelete